Aku adalah seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi negeri. Kehidupan kampus sangat kunikmati, apalagi kehidupan ini membuatku jauh lebih bebas.
Entah mengapa, sebenarnya kebebasan itu menurutku semu, tapi sangat kunikmati.
Pembelajaranku lebih banyak di luar bangku kuliah, akibatnya pendidikan yang aku tempuh menjadi terbengkalai, tapi itu harga yang harus dibayar.
Dari semua kehidupan yang telah aku jalani, aku akan menceritakan sebuah cukilan cerita kehidupanku.
Ini adalah tahun kedua aku menjalani kuliah. Menuju ke kampus dengan hati gembira, dan cuma berharap bertemu dengan teman-teman dan mengobrol sepuasnya. Apa sih yang bisa dibanggakan? Indeks prestasi yang bagus juga tidak dimiliki.
Perkenalan dengannya dimulai pada saat dikenalkan oleh kawan di kantin kampus. Dari awal aku sudah tertarik dengan dia.
Sita…
begitu dia mengenalkan namanya padaku
Hubungan selanjutnya dilanjutkan melalui sms dan telepon.
sampai suatu saat, aku mengajaknya menonton bioskop, sesuatu yang basi dilakukan oleh seorang yang sedang kasmaran, hehehe.
Film yang kami tonton adalah film Indonesia yang tahu sendiri bagaimana alur ceritanya, tapi itu tidak penting.
Sayangnya, aku masih belum berani mengungkapkannya.
Suatu saat, Sita mengajak ke sebuah acara yang diadakan oleh kampus, acaranya cukup menarik. Sayang di tengah acara, tiba-tiba hujan lebat, dan acarapun menjadi terhenti.
Hidup tiba-tiba menjadi seperti berhenti berputar. Hujan dan angin menjadi seperti gerakan lambat.
Kami berdiri berdua, berteduh di sebuah emperan toko.
Saat itu, aku melihat seberkas cahaya menerobos gelap, dari mata Sita.
Apa ini saatnya? atau benarkah dia cinta aku? batin dan pikiranku masih tidak percaya dengan keadaan ini.
tiba-tiba waktu berlalu, dan kami beranjak pulang. Aku mengantarkannya sampai ke rumahnya.
di perjalanan pulang, hujan masih rintik-rintik.
Bukan dingin yang aku rasakan, tapi kesepian…..
– artha nugraha jonar
http://www.arthanugraha.com